Ibadah puasa pada bulan Ramadan dapat mencegah penyakit kronis ataupun penyakit degeneratif.
"Puasa Ramadan bagi masyarakat muslim merupakan kesempatan untuk memperbaiki kondisi gaya hidup yang tidak sehat," ujar dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEHAri, Kamis (11/7).
Dia menjelaskan puasa Ramadan merupakan suatu keadaan yang secara medis dikenal sebagai Prolonged Intermittent Fasting, yaitu dimana pengaturan makan yang biasanya dilaksanakan tiga kali sehari menjadi dua kali sehari dengan jarak makan 14 jam lamanya.
Pola pengaturan makan ini secara ototmatis akan mengurangi asupan makan atau pun asupan kalori, sehingga asupan lemak juga turut berkurang.
"Asupan lemak yang berkurang akan juga mengurangi asupan kolesterol. Jika seseorang berpuasa dengan baik mustinya parameter laboratorium akan membaik," ungkapnya.
Artinya, orang yang berpuasa sebenarnya telah melakukan kontrol diri terhadap kadar kolesterol jahat (LDL), trigliserida, sama halnya dengan kadar asam urat dan kadar gula darah menjadi stabil atau normal.
Dengan meningkatnya kadar kolesterol baik, dan menurunnya kadar kolesterol jahat, maka ini menjadi hal yang positif untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler.
Ari menegaskan dengan kondisi parameter laboratorium yang baik, maka kita akan terhindar berbagai penyakit kronis lain.
Source